KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
( K D P K )
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KDPK
Tahun Ajaran 2011/2011
TERAPI PANAS & DINGIN
AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
Disusun Oleh : KELOMPOK III
Kelas : I D (PERGIWO )
Dosen Pembimbing : THERESIA MINDARSIH, S.SiT
Nama Anggota :
1. FERI IKAWATI
2. DWI NUR HAYATI
3. ANA NUR TRI HASTUTI
4. YUNIARTI WIDHIASIH
5. ERLIN KUSUMA DEWI
6. AYU MURDANINGRUM
7. RIKHA NOVITA SARI
8. NIKMATUN
9. RIA KESUMA PERDANI
10. SUTRISNI MURDAYANTI
Topik Pembahasan Meliputi :
A. Pengertian Terapi Panas & Dingin
B. Tujuan Terapi Panas & Dingin
C. Indikasi dalam Terapi Panas & Dingin
D. Pedoman dalam Terapi Panas & Dingin
E. Efek Fisiologis Terapi Panas & Dingin
F. Teknik Pelaksanaan Terapi Panas & Dingin
A. PENGERTIAN TERAPI PANAS & DINGIN
Suhu tubuh yang optimum sangat penting untuk kehidupan sel agar dapat berfungsi secara efektif. Perubahan suhu tubuh yang ekstrem dapat membahayakan bagi tubuh. Oleh karena itu, perawatan harus berusaha untuk dapat memelihara suhu tubuh klien agar tetap normal.Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara suhu tubuhdiantaranya adalah melalui kompres atau terapi . Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alatyang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Terdapat 2 jenis kompres, yaitu kompres panas dan kompres dingin.
B. TUJUAN TERAPI PANAS & DINGIN
Kompres panas dan dingin atau biasa disebut dengan terapi panas dingin pada tubuh bertujuan untuk :
Meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres dingin pada bagian tubuh akan menyerap dari area tersebut; kompres panas, tentu saja akan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres hangat dan dingin menghasilkan perubahan fisiologisuhu jaringan, ukuran pembuluhan darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan.Durasikompres juga mempengaruhi respon kompres panas dan dingin pada tubuh dapat membentuk kering dan basah.
Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, denganmenggunakan botol air panas, bantal pemanas elektrik, bantalan akuatermia, ataukemasan pemanas disposabel. Kompres panas dapat diberikan, melalui konduksi,dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi. Kompres dingin sering diberikan untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es, koloar es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres panas dingin diberikan pada bagian tubuh untuk memberikan efek lokal; mandi spon hangat diberikan untuk efek pendinginan sistemik. Kompres dingin seringkali digunakanuntuk meredakan perdarahan dengan cara menkontraksi pembuluhan darah, meredakan inflamasi dengan vasokanstriksi dan meredakan nyeridengan memperlambat kecepatan konduksi saraf menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai caunterirritant.
Terapi mempunyai beberapa arti, diantaranya adalah :
Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sakit;
Pengobatan penyakit;
Perawatan penyakit;
Mula-mula tim dokter mempelajari gejala-gejala penyakitnya kemudian menentukannya yang tepat.
Bahasa
Dokter biasanya melakukan pengobatan dan perawatan untuk mengurangi dan menghilangkankelainan wicara dan bahasa
Bermain teknik penyembuhan penyakit melalui teknik bermain;
Gizi
Usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang dengan perbaikan gizi:
Musik, teknik penyembuhan penyakit melalui musik.
C. INDIKASI DALAM TERAPI PANAS & DINGIN
Termal setelah adaptasi mampu meningkatkan suhu kompres panas setelah adaptasi terjadi dapat menyebabkan luka bakar yang serius. Menurunkan suhu kompres dingin dapat menyebabkan nyeri dengan gangguan sirkulasi yang serius pada bagian tubuh.Kompres panas, indikasinya Menurut Asmadi dalam buku “Teknik Prosedural Konsepdan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien” pasien yang diindikasikan untuk pemberian kompres panas dan dingin yaitu, sebagai berikut :
Kompres panas, indikasinya :
a. Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah);
b. Klien dengan perut kembung;
c. Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti randang persendian;
d. Spasme otot;
e. Adanya abses, memar.
Kompres dingin, indikasinya:
a. Klien dengan suhu tubuh yang tinggi;
b. Klien dengan batuk dan muntah darah;
c. Pascatonsillectomyd;
d. Radang, memar.
D. PEDOMAN DALAM TERAPI PANAS & DINGIN
Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik, toleransi terhadap panas dan dingin, kontra indikasi merupakan hal yang penting ketika memberikan kompres panas dan dingin.
1. Adaptasi reseptor termal
Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu. Ketika reseftor dingin terpanjang suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseftor hangat terpanjan suhu yang tiba-tiba tinggi, pada awalnya reseftor terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun dengan cepat selama beberapa detik pertama dan kemudian menjadi lebih lambat selama setengah jam berikutnya atau lebih karena reseptor beradaptasi terhadap suhu yang baru. Perawat perlu memahami respon adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan dingin. Klien ingin mengubah suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan sensasi.
2. Fenomena rebound
Fenomena rebaound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres panas atau dingin telah mencapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi. Misalnya, panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20 sampai 30 menit; melanjutkan kompres melebihi 30 sampai 45 menit akan mengakibatkan kongesti jaringan, dan pembuluh darah kemudian berkontraksi dengan alasan yang tidak diketahui apabila kompres panas terusdilanjutkan, klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darahnya kontraksi tidak mampu membuang panas secara kuat melalui sirkulasi darah. Pada kompres dinginvasokonstraksi maksimum terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15 C. Dibawahsuhu 15 C, vasodilatasi melalui. Mekanisme dingin bersifat protektif: vasodilatasi membantu mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa dingin, seperti hidung dan telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang berjalan dimusim dingin.Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang penting bagi perawatan. Kompres harus diberhentikan sebelum fenomena rebound terjadi.
3. Efek sistemik
Kompres panas diberikan pada area tubuh lokal, terutama pada area tubuh yang luas,dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru. Peningkatan tersebut adalah hasilvasodilatasi perifer yan berlebihan, yang mengalihkan sejumlah besar suplai darah dari organ dalam dan menghasilkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat menyebabkan klien pingsan. Klien yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki gangguan sirkulasi seperti arterio sklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres inidibandingkan orang sehat. Kompres dingin yang berlebihan (seperti ketika klien ditempatkan dalam selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah internal.Pengalihan darah ini adalah respon protektif normal terhadap rasa dingin yang panjang yang mana merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu inti. Menggigil, efek umum lainnya dari rasa dingin yang berkepanjangan, adalah respon normal karena tubuh berupaya untuk menghangatkan dirinya.
4. Toleransi dan kontra indikasi
Berbagai bagian tubuh memiliki toleransi panas dan dingin yang berbeda. Variabel yang mempengaruhi toleransi fisiologi tubuh tersebut sebagai berikut :
a.Bagian tubuh.
Bagian punggung tangan dan kaki adalah bagian yang tidak terlalusensitif terhadap suhu, sebaliknya, bagian dalam dari pergelangan tangan danlengan bawah, leher, dan area perineum adalah bagian yang sensitif terhadap suhu.
b.Ukuran bagian tubuh yang terpanjang.
Semakin besar area yang terpanjang oleh panas dan dingin, semakin rendah toleransinya.
c.Toleransi perorangan.
Individu yang sangat tua umumnya memiliki toleransi yang paling rendah. Individu yang memiliki kerusakan neurosensori mungkinmemiliki toleransi yang tinggi, tapi resiko cederanya juga lebih besar.
d.Lama panjanan.
Individu paling merasakan kompres panas dan dingin saat awal kompres diberikan. Setelah jangka waktu tertentu, toleransi akan meningkat.
e.Keutuhan kulit.
Area kulit yang cedera lebih sensitif terhadap variasi suhuKondisi tertentu merupakan kontraindikasi penggunaan kompres panas atau dingin.Selama itu beberapa kondisi memerlukan tindakan kewaspadaan ketika memberikan terapikompres panas dan dingin.
Adapun kontra indikasi kompres panas dan dingin sebagai berikut :
1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan.
2. Peradarahan aktif.
Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan perdarahan.
3. Edema noninflamasi.
Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
4. Tumor ganas terlokalisasi.
Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat metastase (tumor sekunder)
5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
E. EFEK FISIOLOGIS TERAPI PANAS & DINGIN
Adapun efek fisiologi tubuh yang terjadi akibat kompres panas dan dingin menurut Audery Berman dkk, yaitu sebagai berikut :
1.Kompres panas
a. Vasodilatasi;
b. Meningkatkan permeabilitas kapiler;
c. Meningkatkan metabolisme seluler;
d. Merelaksasikan otot;
e. Meningkatkan inflamasi; meningkatkan aliran darah ke suatu area;
f. Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot;
g. Efek sedatif;
h. Mengurangi kekakuan sendi dengan menurunkan viskositas cairan senovial.
2. Kompres dingin
a. Vasokonstriks;
b. Menurunkan permeabilitas kapiler;
c. Menurunkan metabolisme seluler;
d. Merelaksasi otot;
e. Memperlambat pertumbuhan baktarei, mengurangi inflamasi;
f. Merdakan nyeri dengan membuat area menjadi mati rasa, memperlambat aliran impuls nyeri, dan meningkatkan ambang nyeri;
g. Efek anestesi lokal;
h. Meredakan perdarahan.
F. TEKNIK PELAKSANAAN TERAPI PANAS & DINGIN
1. Memberikan Terapi Panas yang Kering
Perlengkapan
a. Botol (kantong) air panas;
b. Botol air panas dengan tutupnya;
c. Sarung botol;
d. Air panas dan sebuah termometer;
e. Bantalan pemanas elektrik;
f. Bantalan elektrik dan pengontrolnya;
g. Sarung (gunakan bahan yang kedap air jika kemungkinan bagian bawah bantalan akan menjadi lembab);
h. Pengikat kasa (pilihan);
i. Bantalan akutermia;
j. Air suling;
k. Unit pengontrol;
l. Sarungan;
m. Pengikat kasa atau plester (pilihan);
n. Kemasan pemanas disposabel;
o. 1 atau 2 buah kemasan pemanas disposabel yang telah dipersiapkan secara komersial.
Pelaksanaan
1. Jelaskan pada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut diperlukan, dan bagaimana klien dapat berkerjasama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau terapi selanjutnya;
2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat;
3. Berikan privasi klien;
4. Berikan kompres panas.
2. Memberikan Terapi Kasa & Kemasan Basah
Perlengkapan
Gunakan perlengkapan dan suplai steril untuk luka yang terluka.
a)Kompres kasa
Sarung tangan disposable atau sarung tangan steril;
Wadah untuk larutan;
Larutan dengan kekuatan dan suhu yang telah di tetapkan oleh dokter atau institusi;
Termometer ;
Kasa segi empat;
Sarung tangan dan lidi kapas;
Jeli minyak;
Handuk penyekat;
Plastik ;
Tali;
Botol air panas atau bantalan akuatermia;
Kantong es;
Balutan steril.
b) Kemasan basah
Sarung tangan disposable;
kain flanel atau kemasan handuk ;
mesin pemanas;
baskom air dengan beberapa keping es;
termometer bila suhu tertentu di tetapkan untuk kemasan;
sarung tngan steril dan kapas lidi;
jeli minyak ;
handuk ;
plastik ;
botol air panas;
kantong es;
balutan steril jika di perlukan.
Pelaksanaan
1. Jelaskan pada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebutdiperluakan, dan bagaiman klien dapat berkerjasama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau terapiselanjutnya;
2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat;
3. Berikan privasi klien;
4. Siapkan klien:
a.Bantu klien keposisi nyaman;
b.Pajangkan area tubuh yang akan di kompres;
c.Sanggah bagian tubuh yang memerlukan kompres kasa atau basah;
d.Pasang sarung tangan disposable,dan lepaskan balutan luka, jika ada;
e.Balutansteril yang kering sering kali di letakan diatas lukaterbuka, diantara kompres basah panas atau dingin.
5. Basahi kompres kasa atau kemasan :
a. Letakan kasa di dalam larutan;
b. Panaskan handuk didalam sebuah alat pemanas,atau dinginkan handuk didalam baskom berisi air dan kepingan es.
6. Lindungi kulit sekitar luka sesuai indikasi. Dengan lidi kapas,oleskan jeli minyak kekulit di sekeliling luka,jangan oleskan ke luka atau area kulit yang rusak. Jeli minyak melindungi kulit dari kemungkinan luka bakar,maserasi,dan efek iritasi dari berbagai larutan;
7. Tempelkan kompres kasa basah atau kemasan basah :
a.Peras kompres kasa sehingga larutan tidak menetes dari kmpres kasatersebut. Untuk kompres steril, gunakan sarung tangan steril untk memeras kasa;
b. Tempelkan kasa secara lembut dan bertahap pada area yang di tuju dan jika dapat di toleransi oleh klien, tempelkan kompres kasa hingga menutupi area yang di kompres dengan baik, padatkan kasa sampai pas memenuhi semua permukaan luka. Udara merupakan konduktor panas atau dinginya sang buruk,dan kasa yang menutupi dengan baik area tubuh yang di kompres akan mengeluarkan udara;
c. Peras planel lalu tempelkan ke area tubuh yang di kompres;
d. Segera sematkan dan fiksasi kompres;
e. Pantau kliena.Kaji ketidaknyamanan klien dalam interval 5-10 menit. Jika klirn tidak merasa tidak nyaman, kaji area dan lihat adanya eritema, mati rasa,maserasi, atau lepuh;
f. Angkat kompres kasa atau kemasan pada waktu yang telah ditetapkan. Kompres kasa dan kemasan dengan panas atau dingin eksternal dapatdigunakan selama 1-2 jam. Tanpa panas atau dingin eksternal, kompreskasa dan kemasan perlu diganti setiap beberapa menit;
g. Gunakan balutan steril jika diperlukan;
h. Dokumentasikan pemberian kompres kasa atau kemasan dan respon klien pada catatan klien dengan menggunakan format atau daftar tilik yangdisertai dengan catatan narasi jika perlu;
i. Evaluasi;
Lakukan pemerikasaan tindaklanjut pada klien untuk menentukan efektivitas terapi dan kaji adanya komplikasi. Hubungkan temuan dengan data pengkajian sebelumnya jika tersedia. Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.
Profil Ayy
- Ayu Murdaningrum
- Ngayogyakarta Hadiningrat, Indonesia
- Seorang Mahasiswi, dari tanah perantauan, menuju Kota pelajar untuk "mengubah diri dan nasib" Remember :: all right, Kita mungkin menua dengan berjalannya waktu itu hal yang wajar, tetapi belum tentu membijak. Kita lah yang harus merubah diri kita sendiri. So, Be wise when u say anything u wanna say;) share smile, share love, share...all positive things:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar