Profil Ayy

Foto saya
Ngayogyakarta Hadiningrat, Indonesia
Seorang Mahasiswi, dari tanah perantauan, menuju Kota pelajar untuk "mengubah diri dan nasib" Remember :: all right, Kita mungkin menua dengan berjalannya waktu itu hal yang wajar, tetapi belum tentu membijak. Kita lah yang harus merubah diri kita sendiri. So, Be wise when u say anything u wanna say;) share smile, share love, share...all positive things:)

Kamis, 13 Oktober 2011

Best Diving Spot in The World.. " RAJA AMPAT"

Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.


ASAL USUL & SEJARAH

Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.

Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat nelayan dan menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat merupakan anggota suatu komunitas desa. Tiap desa dipimpin oleh seorang raja. Semenjak berdirinya dua kesultanan muslim di Maluku, Raja Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan Tidore. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian klaim Hindia-Belanda.


Masyarakat Kepulauan Raja Ampat umumnya nelayan tradisional yang berdiam di kampung-kampung kecil yang letaknya berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah masyarakat yang ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau kita membawa oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupun permen. Barang ini menjadi semacam 'pipa perdamaian indian' di Raja Ampat. Acara mengobrol dengan makan pinang disebut juga "Para-para Pinang" seringkali bergiliran satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu.

Mereka adalah pemeluk Islam dan Kristen dan seringkali di dalam satu keluarga atau marga terdapat anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan masyarakat Raja Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.


Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.

Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.

Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.

Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara P. Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Timur Selatan dan Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.

Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut katai, wobbegong, dan ikan pari Manta. Juga ada ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan ditemani beberapa ekor Manta Ray yang jinak seperti ketika Anda menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers. Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung.

Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos kumpulan ikan.


Di kawasan gugusan Misool ditemukan peninggalan prasejarah berupa cap tangan yang diterakan pada dinding batu karang. Uniknya, cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan permukaan laut dan tidak berada di dalam gua. Menurut perkiraan, usia cap-cap tangan ini sekitar 50.000 tahun dan menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur penyebaran manusia dari kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia.

Sisa pesawat karam peninggalan Perang Dunia II bisa dijumpai di beberapa tempat penyelaman, seperti di Pulau Wai.


Mengunjungi kepulauan ini tidaklah terlalu sulit walau memang memakan waktu dan biaya cukup besar. Kita dapat menggunakan maskapai penerbangan dari Jakarta ke Sorong via Menado selama 6 jam penerbangan. Dari Sorong –kota yang cukup besar dan fasilitas lumayan lengkap- untuk menjelajahi Raja Ampat pilihannya ada dua, ikut tur dengan perahu pinisi atau tinggal di resor Papua Diving. Sekalipun kebanyakan wisatawan yang datang ke Raja Ampat saat ini adalah para penyelam, sebenarnya lokasi ini menarik juga bagi turis non penyelam karena juga memiliki pantai-pantai berpasir putih yang sangat indah, gugusan pulau-pulau karst nan mempesona dan flora-fauna unik endemik seperti cendrawasih merah, cendrawasih Wilson, maleo waigeo, beraneka burung kakatua dan nuri, kuskus waigeo, serta beragam jenis anggrek.
[sunting] Ancaman terhadap kepulauan ini

Kekayaan keanekaragaman hayati di Raja Ampat telah membuat dirinya memiliki tingkat ancaman yang tinggi pula. Hal itu bisa dilihat dari kerusakan terumbu karang dan hutan. Kerusakan terumbu karang umumnya adalah karena aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti bom, sianida dan akar bore (cairan dari olahan akar sejenis pohon untuk meracun ikan).
[sunting] Usaha-usaha konservasi

Untuk menjaga kelestarian bawah laut Kepulauan Raja Ampat, usaha-usaha konservasi sangat diperlukan di daerah ini. Ada dua lembaga internasional yang konsen terhadap kelestarian sumber daya alam Raja Ampat, yaitu CI (Conservation International) dan TNC (The Nature Conservancy). Pemerintah sendiri telah menetapkan laut sekitar Waigeo Selatan, yang meliputi pulau-pulau kecil seperti Gam, Mansuar, kelompok Yeben dan kelompok Batang Pele, telah disahkan sebagai Suaka Margasatwa Laut. Menurut SK Menhut No. 81/KptsII/1993, luas wilayah ini mencapai 60.000 hektar.

Selain itu, beberapa kawasan laut lainnya telah diusulkan untuk menjadi kawasan konservasi. Masing-masing adalah Suaka Margasatwa Laut Pulau Misool Selatan, laut Pulau Kofiau, laut Pulau Asia, laut Pulau Sayang dan laut Pulau Ayau.

Selasa, 04 Oktober 2011

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
( K D P K )




Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KDPK
Tahun Ajaran 2011/2011


TERAPI PANAS & DINGIN




AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA



Disusun Oleh : KELOMPOK III
Kelas : I D (PERGIWO )
Dosen Pembimbing : THERESIA MINDARSIH, S.SiT
Nama Anggota :
1. FERI IKAWATI
2. DWI NUR HAYATI
3. ANA NUR TRI HASTUTI
4. YUNIARTI WIDHIASIH
5. ERLIN KUSUMA DEWI
6. AYU MURDANINGRUM
7. RIKHA NOVITA SARI
8. NIKMATUN
9. RIA KESUMA PERDANI
10. SUTRISNI MURDAYANTI


Topik Pembahasan Meliputi :

A. Pengertian Terapi Panas & Dingin
B. Tujuan Terapi Panas & Dingin
C. Indikasi dalam Terapi Panas & Dingin
D. Pedoman dalam Terapi Panas & Dingin
E. Efek Fisiologis Terapi Panas & Dingin
F. Teknik Pelaksanaan Terapi Panas & Dingin



A. PENGERTIAN TERAPI PANAS & DINGIN

Suhu tubuh yang optimum sangat penting untuk kehidupan sel agar dapat berfungsi secara efektif. Perubahan suhu tubuh yang ekstrem dapat membahayakan bagi tubuh. Oleh karena itu, perawatan harus berusaha untuk dapat memelihara suhu tubuh klien agar tetap normal.Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara suhu tubuhdiantaranya adalah melalui kompres atau terapi . Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alatyang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Terdapat 2 jenis kompres, yaitu kompres panas dan kompres dingin.




B. TUJUAN TERAPI PANAS & DINGIN


Kompres panas dan dingin atau biasa disebut dengan terapi panas dingin pada tubuh bertujuan untuk :

Meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres dingin pada bagian tubuh akan menyerap dari area tersebut; kompres panas, tentu saja akan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres hangat dan dingin menghasilkan perubahan fisiologisuhu jaringan, ukuran pembuluhan darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan.Durasikompres juga mempengaruhi respon kompres panas dan dingin pada tubuh dapat membentuk kering dan basah.

Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, denganmenggunakan botol air panas, bantal pemanas elektrik, bantalan akuatermia, ataukemasan pemanas disposabel. Kompres panas dapat diberikan, melalui konduksi,dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi. Kompres dingin sering diberikan untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es, koloar es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres panas dingin diberikan pada bagian tubuh untuk memberikan efek lokal; mandi spon hangat diberikan untuk efek pendinginan sistemik. Kompres dingin seringkali digunakanuntuk meredakan perdarahan dengan cara menkontraksi pembuluhan darah, meredakan inflamasi dengan vasokanstriksi dan meredakan nyeridengan memperlambat kecepatan konduksi saraf menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai caunterirritant.



Terapi mempunyai beberapa arti, diantaranya adalah :


Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sakit;

Pengobatan penyakit;

Perawatan penyakit;
Mula-mula tim dokter mempelajari gejala-gejala penyakitnya kemudian menentukannya yang tepat.

Bahasa
Dokter biasanya melakukan pengobatan dan perawatan untuk mengurangi dan menghilangkankelainan wicara dan bahasa

Bermain teknik penyembuhan penyakit melalui teknik bermain;

Gizi
Usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang dengan perbaikan gizi:

Musik, teknik penyembuhan penyakit melalui musik.




C. INDIKASI DALAM TERAPI PANAS & DINGIN


Termal setelah adaptasi mampu meningkatkan suhu kompres panas setelah adaptasi terjadi dapat menyebabkan luka bakar yang serius. Menurunkan suhu kompres dingin dapat menyebabkan nyeri dengan gangguan sirkulasi yang serius pada bagian tubuh.Kompres panas, indikasinya Menurut Asmadi dalam buku “Teknik Prosedural Konsepdan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien” pasien yang diindikasikan untuk pemberian kompres panas dan dingin yaitu, sebagai berikut :


 Kompres panas, indikasinya :

a. Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah);
b. Klien dengan perut kembung;
c. Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti randang persendian;
d. Spasme otot;
e. Adanya abses, memar.



 Kompres dingin, indikasinya:

a. Klien dengan suhu tubuh yang tinggi;
b. Klien dengan batuk dan muntah darah;
c. Pascatonsillectomyd;
d. Radang, memar.







D. PEDOMAN DALAM TERAPI PANAS & DINGIN


Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik, toleransi terhadap panas dan dingin, kontra indikasi merupakan hal yang penting ketika memberikan kompres panas dan dingin.


1. Adaptasi reseptor termal

Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu. Ketika reseftor dingin terpanjang suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseftor hangat terpanjan suhu yang tiba-tiba tinggi, pada awalnya reseftor terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun dengan cepat selama beberapa detik pertama dan kemudian menjadi lebih lambat selama setengah jam berikutnya atau lebih karena reseptor beradaptasi terhadap suhu yang baru. Perawat perlu memahami respon adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan dingin. Klien ingin mengubah suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan sensasi.


2. Fenomena rebound

Fenomena rebaound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres panas atau dingin telah mencapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi. Misalnya, panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20 sampai 30 menit; melanjutkan kompres melebihi 30 sampai 45 menit akan mengakibatkan kongesti jaringan, dan pembuluh darah kemudian berkontraksi dengan alasan yang tidak diketahui apabila kompres panas terusdilanjutkan, klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darahnya kontraksi tidak mampu membuang panas secara kuat melalui sirkulasi darah. Pada kompres dinginvasokonstraksi maksimum terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15 C. Dibawahsuhu 15 C, vasodilatasi melalui. Mekanisme dingin bersifat protektif: vasodilatasi membantu mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa dingin, seperti hidung dan telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang berjalan dimusim dingin.Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang penting bagi perawatan. Kompres harus diberhentikan sebelum fenomena rebound terjadi.



3. Efek sistemik

Kompres panas diberikan pada area tubuh lokal, terutama pada area tubuh yang luas,dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru. Peningkatan tersebut adalah hasilvasodilatasi perifer yan berlebihan, yang mengalihkan sejumlah besar suplai darah dari organ dalam dan menghasilkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat menyebabkan klien pingsan. Klien yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki gangguan sirkulasi seperti arterio sklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres inidibandingkan orang sehat. Kompres dingin yang berlebihan (seperti ketika klien ditempatkan dalam selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah internal.Pengalihan darah ini adalah respon protektif normal terhadap rasa dingin yang panjang yang mana merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu inti. Menggigil, efek umum lainnya dari rasa dingin yang berkepanjangan, adalah respon normal karena tubuh berupaya untuk menghangatkan dirinya.


4. Toleransi dan kontra indikasi

Berbagai bagian tubuh memiliki toleransi panas dan dingin yang berbeda. Variabel yang mempengaruhi toleransi fisiologi tubuh tersebut sebagai berikut :


a.Bagian tubuh.
Bagian punggung tangan dan kaki adalah bagian yang tidak terlalusensitif terhadap suhu, sebaliknya, bagian dalam dari pergelangan tangan danlengan bawah, leher, dan area perineum adalah bagian yang sensitif terhadap suhu.

b.Ukuran bagian tubuh yang terpanjang.
Semakin besar area yang terpanjang oleh panas dan dingin, semakin rendah toleransinya.

c.Toleransi perorangan.
Individu yang sangat tua umumnya memiliki toleransi yang paling rendah. Individu yang memiliki kerusakan neurosensori mungkinmemiliki toleransi yang tinggi, tapi resiko cederanya juga lebih besar.

d.Lama panjanan.
Individu paling merasakan kompres panas dan dingin saat awal kompres diberikan. Setelah jangka waktu tertentu, toleransi akan meningkat.

e.Keutuhan kulit.
Area kulit yang cedera lebih sensitif terhadap variasi suhuKondisi tertentu merupakan kontraindikasi penggunaan kompres panas atau dingin.Selama itu beberapa kondisi memerlukan tindakan kewaspadaan ketika memberikan terapikompres panas dan dingin.
Adapun kontra indikasi kompres panas dan dingin sebagai berikut :


1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan.

2. Peradarahan aktif.
Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan perdarahan.

3. Edema noninflamasi.
Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.

4. Tumor ganas terlokalisasi.
Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat metastase (tumor sekunder)

5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.







E. EFEK FISIOLOGIS TERAPI PANAS & DINGIN

Adapun efek fisiologi tubuh yang terjadi akibat kompres panas dan dingin menurut Audery Berman dkk, yaitu sebagai berikut :


1.Kompres panas

a. Vasodilatasi;
b. Meningkatkan permeabilitas kapiler;
c. Meningkatkan metabolisme seluler;
d. Merelaksasikan otot;
e. Meningkatkan inflamasi; meningkatkan aliran darah ke suatu area;
f. Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot;
g. Efek sedatif;
h. Mengurangi kekakuan sendi dengan menurunkan viskositas cairan senovial.


2. Kompres dingin

a. Vasokonstriks;
b. Menurunkan permeabilitas kapiler;
c. Menurunkan metabolisme seluler;
d. Merelaksasi otot;
e. Memperlambat pertumbuhan baktarei, mengurangi inflamasi;
f. Merdakan nyeri dengan membuat area menjadi mati rasa, memperlambat aliran impuls nyeri, dan meningkatkan ambang nyeri;
g. Efek anestesi lokal;
h. Meredakan perdarahan.




F. TEKNIK PELAKSANAAN TERAPI PANAS & DINGIN


1. Memberikan Terapi Panas yang Kering

 Perlengkapan

a. Botol (kantong) air panas;
b. Botol air panas dengan tutupnya;
c. Sarung botol;
d. Air panas dan sebuah termometer;
e. Bantalan pemanas elektrik;
f. Bantalan elektrik dan pengontrolnya;
g. Sarung (gunakan bahan yang kedap air jika kemungkinan bagian bawah bantalan akan menjadi lembab);
h. Pengikat kasa (pilihan);
i. Bantalan akutermia;
j. Air suling;
k. Unit pengontrol;
l. Sarungan;
m. Pengikat kasa atau plester (pilihan);
n. Kemasan pemanas disposabel;
o. 1 atau 2 buah kemasan pemanas disposabel yang telah dipersiapkan secara komersial.



 Pelaksanaan

1. Jelaskan pada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut diperlukan, dan bagaimana klien dapat berkerjasama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau terapi selanjutnya;
2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat;
3. Berikan privasi klien;
4. Berikan kompres panas.




2. Memberikan Terapi Kasa & Kemasan Basah


 Perlengkapan

Gunakan perlengkapan dan suplai steril untuk luka yang terluka.

a)Kompres kasa

 Sarung tangan disposable atau sarung tangan steril;
 Wadah untuk larutan;
 Larutan dengan kekuatan dan suhu yang telah di tetapkan oleh dokter atau institusi;
 Termometer ;
 Kasa segi empat;
 Sarung tangan dan lidi kapas;
 Jeli minyak;
 Handuk penyekat;
 Plastik ;
 Tali;
 Botol air panas atau bantalan akuatermia;
 Kantong es;
 Balutan steril.


b) Kemasan basah

 Sarung tangan disposable;
 kain flanel atau kemasan handuk ;
 mesin pemanas;
 baskom air dengan beberapa keping es;
 termometer bila suhu tertentu di tetapkan untuk kemasan;
 sarung tngan steril dan kapas lidi;
 jeli minyak ;
 handuk ;
 plastik ;
 botol air panas;
 kantong es;
 balutan steril jika di perlukan.


 Pelaksanaan

1. Jelaskan pada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebutdiperluakan, dan bagaiman klien dapat berkerjasama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau terapiselanjutnya;

2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat;


3. Berikan privasi klien;

4. Siapkan klien:
a.Bantu klien keposisi nyaman;
b.Pajangkan area tubuh yang akan di kompres;
c.Sanggah bagian tubuh yang memerlukan kompres kasa atau basah;
d.Pasang sarung tangan disposable,dan lepaskan balutan luka, jika ada;
e.Balutansteril yang kering sering kali di letakan diatas lukaterbuka, diantara kompres basah panas atau dingin.

5. Basahi kompres kasa atau kemasan :
a. Letakan kasa di dalam larutan;
b. Panaskan handuk didalam sebuah alat pemanas,atau dinginkan handuk didalam baskom berisi air dan kepingan es.

6. Lindungi kulit sekitar luka sesuai indikasi. Dengan lidi kapas,oleskan jeli minyak kekulit di sekeliling luka,jangan oleskan ke luka atau area kulit yang rusak. Jeli minyak melindungi kulit dari kemungkinan luka bakar,maserasi,dan efek iritasi dari berbagai larutan;

7. Tempelkan kompres kasa basah atau kemasan basah :

a.Peras kompres kasa sehingga larutan tidak menetes dari kmpres kasatersebut. Untuk kompres steril, gunakan sarung tangan steril untk memeras kasa;

b. Tempelkan kasa secara lembut dan bertahap pada area yang di tuju dan jika dapat di toleransi oleh klien, tempelkan kompres kasa hingga menutupi area yang di kompres dengan baik, padatkan kasa sampai pas memenuhi semua permukaan luka. Udara merupakan konduktor panas atau dinginya sang buruk,dan kasa yang menutupi dengan baik area tubuh yang di kompres akan mengeluarkan udara;

c. Peras planel lalu tempelkan ke area tubuh yang di kompres;


d. Segera sematkan dan fiksasi kompres;

e. Pantau kliena.Kaji ketidaknyamanan klien dalam interval 5-10 menit. Jika klirn tidak merasa tidak nyaman, kaji area dan lihat adanya eritema, mati rasa,maserasi, atau lepuh;


f. Angkat kompres kasa atau kemasan pada waktu yang telah ditetapkan. Kompres kasa dan kemasan dengan panas atau dingin eksternal dapatdigunakan selama 1-2 jam. Tanpa panas atau dingin eksternal, kompreskasa dan kemasan perlu diganti setiap beberapa menit;

g. Gunakan balutan steril jika diperlukan;

h. Dokumentasikan pemberian kompres kasa atau kemasan dan respon klien pada catatan klien dengan menggunakan format atau daftar tilik yangdisertai dengan catatan narasi jika perlu;

i. Evaluasi;
Lakukan pemerikasaan tindaklanjut pada klien untuk menentukan efektivitas terapi dan kaji adanya komplikasi. Hubungkan temuan dengan data pengkajian sebelumnya jika tersedia. Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
( K D P K )



Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KDPK
Tahun Ajaran 2011/2012






Disusun Oleh : AYU MURDANINGRUM
NIM : 110176
Kelas : I D (PERGIWO)
Dosen Pembimbing : EKA NUR RAHAYU, S.SiT






Topik pembahasan, meliputi :

A. Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri

B. Pemenuhan Kebutuhan Posisi, Ambulasi, dan Mobilitas

C. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur

D. Pemenuhan Kebutuhan Psikologi dan Rasa Nyaman



A. Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri


 Pengertian

Merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisinya.


 Faktor- faktor yang Mempengaruhi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aspek kebersihan diri diantaranya, meliputi :

a. Perawatan diri/mandi (kebersihan)
Kurang perawatan diri/mandi adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Perawatan diri/mengenakan pakaian
Kurang perawatan diri/berpakaian adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Perawatan diri/makan
Kurang perawatan diri/makan adalah gangguan kemampuan untuk menunjukan aktivitas makan.
d. Perawatan diri/toiletting
Kurang perawatan diri/toiletting adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toiletting sendiri.
e. Pengetahuan
f. Prasangka
g. Kebiasaan
h. Kesukaan
i. Ekonomi


 Cara Mengatasi

Dalam menjalankan aktifitas yang padat dalam keseharian kita. Kita perlu menjaga kesehatan kita agar kita tetap sehat dan bugar jasmani maupun rohani. Karena dalam setiap aktifitas kita yang padat dan dalam keadaan sehat maka kita cenderung akan melupakan tentang menjaga kesehatan bagi rohani maupun jasmani kita. Terlalu penting dalam menjaga kesehatan kita, karena banyak orang diluar sana yang rela berkorban jutaan rupiah hanya karena menginginkan kesehatan (makanya bisa dibilang sehat itu mahal). Dalam menghadapi pola kita yang sering lalai menjaga kesehatan, kami akan memberi solusi agar pola dalam keseharian kita menjadi pola
hidup yang sehat. Aktivitas daan kegiatan tersebut termasuk dalam penerapan pola hidup sehat.






B. Pemenuhan Kebutuhan Posisi, Ambulasi, dan Mobilitas


 Pengertian

Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat. Sedangkan, mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak dengan bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.
• PENGATURAN POSISI
Pengaturan posisi yang dapat dilakukan pada pasien ketika mendapatkan asuhan, seperti:
a. Posisi Fowler
Posisi setengah duduk atau duduk, bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Untuk fowler(45°-90°) dan semifowler(15°-45°). Dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan, memfasilitasi fungsi pernapasan, dan untuk pasien pasca bedah.
b. Posisi Sim
Posisi miring ke kanan atau ke kiri. Dilakukan untuk memberi kenyamanan dan untuk mempermudah tindakan pemeriksaan rectum atau pemberian huknah atau obat-obatan lain melalui anus.
c. Posisi Trendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak, dan pada pasien shock dan pada pasien yang dipasang skintraksi pada kakinya.
d. Posisi Dorsal Recumbent
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi(ditarik atau direnggangkan). Dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.


e. Posisi Litotomi
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
f. Posisi Genu Pektoral
Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur. Dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid dan untuk membantu merubah letak kepala janin pada bayi yang sungsang


 Faktor- faktor yang Mempengaruhi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aspek pemenuhan kebutuhan posisi, ambulasi, dan mobilitas , diantaranya :
1. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang, karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaaan sehari-hari.
2. Proses penyakit/injuri. Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.
3. Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat energi seseorang. Energi adalah sumber melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan status perkembangan. Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
6. Tingkat Kesadaran
7. Emosi
8. Status Metabolisme
9. Gangguan persepsi sensori
10. Informasi/komunikasi
11. Penggunaan antibiotik
12. Keadaan imunitas
13. Ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah putih
14. Status nutrisi
15. Tingkat pengetahuan


 Cara Mengatasi
Tindakan yang Berhubungan dengan Ambulasi dan Mobilitas :
1. Latihan Ambulasi
a. Duduk ditempat diatas tidur

Cara :
• Anjurkan pasien untuk melctakkan tangan di samping badannya, dengan telapak tangan menghadap ke bawah
• Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu pasien
• Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang/bantal.


b. Turun dan berdiri

Cara :
• Atur kursi roda dalam posisi terkunci.
• Berdirilah menghadap pasien dengan ke dua kaki merenggang.
• Fleksikan lutut dan pinggang anda.
• Anjurkan pasien untuk meletakkan ke dua tangannya di bahu Anda dan letakkan kedua tangan Anda di samping kanan kiri pinggang pasien
• Ketika pasien melangkah ke lantai tahan lutut anda pada lutut pasien
• Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
• Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi secara nyaman

c. Membantu berjalan

Cara :
• Anjurkan pasien untuk melctakkan tangan di samping badan atau memegang tclapak tangan anda.
• Berdiri disamping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien
• Bantu pasien untuk jalan
2. Membantu Ambulasi dengan Memindahkan Pasien

Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan dari tempat tidur ke branchard.


Cara :
• Atur branchard dalam posisi terkunci.
• Bantu pasien dengan 2-3 orang.
• Berdiri menghadap pasien.
• Silangkan tangan di depan dada.
• Tekuk lutut Anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
• Orang pertama meletakkan tangan di bawah ieher/ bahu dan bawah pinggang, orang kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasicn dan orang ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
• Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard.
• Atur posisi pasien di brachard.



C. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur


 Pengertian
• Istirahat :
Istirahat merupakan suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang
sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat beristirahat :
Merasa segala sesuatu berjalan normal ; Merasa diterima ; Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung ; Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan ; Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna ; Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya.

• Tidur :
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga (bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.

“Sleep is triggered by a complex group of hormones that are active in the main, and that respond to cues from the body itself and the environment. About 80 percent of sleep is dreamless, and is known as non-rapid eye movement (NREM) sleep. “

 Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aspek pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur, diantaranya :

• Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.
• Penyakit
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispenea. Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid.
• Motivasi
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu anda untuk tidur.
• Emosi
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak bisa tidur atau mempertahankan tidur.
• Lingkungan
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi jalan-jalan umum atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.
• Obat – obatan
Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid.


• Makanan dan minuman
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak, pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll. Aktivitas. Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.


 Kegunaan Tidur
Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan; Memperbaiki ingatan; Mempermudah mempelajari sesuatu; serta dalam mengatasi masalah-masalah yang sulit.

 Kebutuhan Tidur Rata- rata Per Hari
a. Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus tidur rata-rata 45-60 menit ;
b. Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM dan tidur sepanjang malam ;
c. Todler(1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan Tidur sepanjang malam + tidur siang ;
d. Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM ;
e. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM ;
f. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM ;
g. Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM ;
h. Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM ;
i. Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur ;
j. Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur.

 Cara Mengatasi
a. Ribut :Tutup pintu ruangan; Dengarkan musik lembut ; Tutup pintu ruangan; Gunakan lampu tidur; Kurangi kebisingan ;Kurangi volume alarm/televisi/Hp; Kalau perlu pindalah keruangan yang lebih tenang ;
b. Interupsi pola kebiasaan yang dapat mengganggu pola tidur ;
c. Kalau perlu tingkatkan aktivitas pada siang hari ;
d. Kurangi intake cairan berlebihan saat menjelang tidur ;
e. Makan makanan ringan atau susu sebelum tidur ;
f. Sediakan sarana yang nyaman untuk pengantar tidur ;
g. Kurangi kecemasan ;
h. Pada klien anak-anak: Jelaskan tentang waktu malam; Bandingkan perbedaan siang dan malam; Jika terjadi mimpi buruk, anjurkan anak untuk bercerita, jelaskan bahwa mimpi itu seperti kenyataan dan anda pun mengalaminya; Gunakan lampu malam untuk mengontrol mereka; Beritahu bahwa anda selalu ada di dekat mereka ;
i. Kurangi kemungkinan kecelakaan pada waktu tidur ;
j. Berikan penyuluhan kesehatan dan kalau perlu rujukan dan kolaborasi pemberian obat ;
k. Pasien dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit ;
l. Pada waktu tidur tidak sering terbangun ;
m. Jika terbangun akan mudah tidur kembali ;
n. Meningkatnya waktu tidur sesuai yang diharapkan ;
o. Klien mengingat kembali mimpi yang dialaminya ;
p. Klien menyatakan perasaannya sesudah tidur ;
q. Bebas dari kecemasan dan depresi ;
r. Klien dapat bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi.



D. Pemenuhan Kebutuhan Psikologi dan Rasa Nyaman

 Pengertian
Pemenuhan kebutuhan psikologi merupakan suatu yang perlu, berguna & diperlukan sekali untuk menjaga homeostatis dalam hidup dan menjadi dorongan, tingkah laku dan sikap. Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang sama tapi ada kalanya satu kebutuhan lebih penting bagi sseseorang dari pada kebutuhan lainnya. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara sadar maupun tidak sadar, contohnya makan dan bernafas dan kadang ditentukan oleh kebudayaan dimana individu tsb tinggal. Kebutuhan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal individu yang bersangkutan, meskipun pada dasarnya semua kebutuhan tersebut harus dipenuhi namun beberapa kebutuhan tersebut dapat ditunda, hal ini berdasarkan urutan prioritas kebutuhan dasar yang paling penting.
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan dengan lingkungannya. Untuk mempertahankan keseimbangan tersebut manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus terpenuhi dengan baik.

 Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Kebutuhan psikologis dan sosiogis saling berhubungan erat dan mempunyai hubungan timbal balik. Gangguan salah satu di antara kedua jenis kebutuhan dasar tsb akan mengakibatkan apa yang disebut dengan psikomatis. Dalam ilmu psikologi modern dipahami jiwa dan raga manusia sehingga keseluruhan yang baik dapat dipecahbelahkan. Hubungan jiwa dan raga demikian erat sehingga tekanan jiwa yang kuat, dapat mempengaruhi kesehatan badan, penyakit yang psikogen
dan sebaliknya. Jika jasmani tidak sehat maka rohani ( psikis ) ikut terpengaruh, misalnya karena badan tidak sehat maka daya ingat akan lemah, kemampuan belajar dan bekerja menurun. Bila makanan tidak memenuhi gizi dapat berpengaruh pada pertumbuhan corteks, yaitu selaput luar otak, pusat keaktifan jiwa dapat tergangggu yang berakibat keaktifan jiwanya ikut lemah, sebaliknya masalah – masalah psiko / jiwa dan tekanan jiwa dapat mempengaruhi kondisi tubuh, kurang nafsu makan, daya tahan tubuh berkurang dan akibatnya penyakit lebih mudah menyerang.


 Cara Mengatasi
Beberapa cara dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
1. Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif.

2. Observasi Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.

3. Sejarah Kehidupan (metode biografi)
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya. Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaa, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif .

4. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan. Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan angket, yaitu:
1. Pada interview apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas
2. interviwer(penanya) dapat menyesuaikan dengan suasana hati interview ( responden yang ditanyai)
3. Terdapat interaksi langsung berupa face to face sehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik saat proses interview dilakukan.

5. Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.

6. Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.

7. Metode Analisis Karya
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang.





8. Metode Statistik
Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan terhadap hasil yang telah didapat.